Merajut Kesejawatan dari Titik Nol Indonesia
Ndeadmin | Diposting pada |
Narasi Kesejawatan
Merajut Kesejawatan dari Titik Nol Indonesia
dr. Pendewal, M.H., CMC
Utusan Muktamar IDI XXXI Cabang Solok Selatan
Profesi dokter adalah profesi yang luhur, bahkan ada yang menyebut profesi ini sebagai “perpanjang tangan tuhan” Jusuf Kala dalam diskusi dengan 1700-an dari 441 Cabang se Indonesia pada Muktamar IDI XXXI di Aceh menggunakan kalimat “kita lahir disambut dokter, dan meninggalpun ditangan dokter” Namun sayangnya, kesejawatan antar dokter mulai memudar, terkikis oleh peradaban dunia. Ada kasus dokter berpraktik di klinik gurunya, kemudian setelah ilmu gurunya digerus, “diisap hingga tetes terakhir” dokter yang “anggun” akhlaknya itu mendirikan praktik pribadi pas di depan klinik gurunya, ya Allah. Tak elok dipandang mata, meski gurumu ridho kami sejawatmu merasa terpukul. Bukankah “Saya akan memberi kepada guru-guru saya penghormatan dan pernyataan terima kasih yang selayaknya” ini yang kita lafalkan di depan sidang yang mulia di hadapan guru dan orang tua kita yang hadir saat itu. Jangan lupakan ini sejawatku, Sumpah kita. Kesakralan sumpah dokter tidak boleh ternodai, apalagi oleh hal-hal yang remeh-temeh.
Ada lagi kasus sejawat dokter yang tidak welcome terhadap kedatangan sejawatnya di rumah sakit tertentu padahal satu disiplin ilmu, bahkan satu kompetensi. Penyakit dalam dengan penyakit dalam, bedah dengan bedah, kebidanan dengan kebidanan, dan sebagainya. Ada juga yang lintas disiplin ilmu, penyakit dalam dengan bedah, bedah dengan anak, dan seterusnya. Belum lagi dokter umum yang hidup “sebatangkara” bak tongga babeleang, Si bungsu indak ka baradiak, Si tuo indak ka bakakak, yang selalu salah, betul tak akan dipuji, salah sudah makanan sehari-hari. Mungkin ini yang menjadi alasan filosofi Muktamar IDI XXXI di selenggarakan di Titik Nol Indonesia, dengan harapan mengurai yang kusut, mendekatkan yang jauh, menyatukan yang retak, memperjelas yang buram, mempertajam yang
yang tumpul, meremajakan yang sepuh, menjernihkan yang keruh, mengingatkan yang lupa, menyadarkan yang khilaf, disini semuanya dicuci bersih. Semuanya kembali ke titik nol. Buang yang keruh, ambil yang jernih, jikalau manis sama-sama kita teguk, jikalau pahit tidak mau sama-sama kita buang paling tidak sama-sama kita reguk pula kepahitannya bersama. Itulah eksistensinya kita di Titik Nol Indonesia, duduk sama rendah, tegak sama tinggi untuk musyawarah mufakat, menunjuk pemegang tahta, melahirkan putra mahkota yang kita kenal dengan President Elect PB IDI 2022-2025 yang akan menahkodai IDI pada periode 2025-2028.
Masyarakat Aceh sudah mempertontonkan bagaimana kita dimuliakan di Titik Nol Indonesia ini, kedatangan kita disambut bak raja yang pulang dari medan perang, semua instansi dikerahkan untuk melayani kita, tidak tanggung-tanggu 2 cabang 1 mobil lengkap dengan drivernya siap melayani 24 jam, kemanapun kita pergi. Belom lagi atraksi kebudayaan di berbagai tempat, festival kupi Aceh digelar di taman budaya, menyicipi berbagai rasa kupi Aceh, itulah salah satu nikmat yang tak terkira, menara Masjid Raya Baiturrahman yang sebelumnya ditutup sekarang dibuka untuk memuliakan kita, Memuliakan tamu itulah spirit mereka, malu kita kalau masih sikut sana sikut sini. Akhirilah, ayo kita rajut kesejawatan kita, goal kita adalah kemandirian dan kedaulatan profesi dokter harus kita perjuangkan, dari kapan? dari sekarang, kita mulai dari Titik Nol Indonesia.
Salah satu pendekatan yang digunakan untuk menjaga kesejawatan adalah penyelesaian konflik kesejawatan harus dilakukan oleh IDI setempat, dilarang keras diadukan ke penegak hukum, kecuali ada rekomendasi dari IDI setempat. Jika dilanggar, diberi sanksi organisasi sesuai pelanggaran berat. Sejawat semua harus tau ini. Inilah bentuk pendekatan IDI dalam menyelesaikan konflik kesejawatan antara kita.
Muktamar IDI XXXI telah usai, saatnya kita bahu-membahu dukung IDI periode 2022-2025 di bawah kepemimpinan Ketua Umum dr. Moh Adib Khumaidi, Sp. OT, Ketua Terpilih dr. Slamet Budiarto, SH, MH. Kes. Ketua MPPK Dr. dr. Ika Prasetya Wijaya, Sp. PD., KKV. Ketua MKKI Dr. dr. Setyo Widi, Sp. BS(K), Ketua MKEK dr. Djoko Widiyarto KS, DHM, MH. Kes.
——————————————
Banda Aceh, 22-26 Maret 2022
Salam sejawat, IDI yang berdaulat
Salam sejawat, IDI yang bermartaba
Tinggalkan Balasan